Bacaan rawi sebenarnya bisa dikatakan sebagai bacaan shalawat yang ditujukan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Bacaan rawi biasanya dibaca saat acara maulid Nabi setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Terdapat banyak bacaan rawi yang biasa dibaca saat memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan atau peringatan maulid Nabi di Indonesia sendiri masih mengandung perdebatan diantara umat muslim. Ada yang memperbolehkan untuk merayakannya adapula yang beranggapan kalau perayaan maulid Nabi merupakan amalan bid’ah. Bagi yang awam dengan bacaan rawi pati akan berfikir rawi disini adalah rawi hadits. Seperti yang kita ketahui salah satu syarat hadits yang shahih adalah hadits dengan rawi yang jelas. Rawi sendiri berarti riwayat dan dalam hadits rawi adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits nabi. Berbeda dengan rawi hadits, bacaan rawi adalah bacaan shalawat qasidah. Bacaan rawi biasanya dibawakan dengan cara qasidahan secara beramai-ramai untuk mengenang Rasulullah SAW. Saat perayaan maulid Nabi banyak bacaan rawi yang biasa dibaca. Ada sekitar 6 kitab rawi dari enam pengarang yang berbeda. Mulai dari Maulid Barjanji, Maulid Adzab, Maulid Diba, Maulid Adhiyaul Laami, Maulid Simthud Duror, dan Maulid Qassidah Burdah. Tiap kitab dari masing-masing pengarang juga mempunyai bacaan tersendiri. Namun ada kalimat shalawat yang selalu ada dalam setiap kitab bacaan rawi. Bacaan Rawi Maulid
Berikut ini kutipan bacaan rawi yang hampir ada dalam setiap kitab rawi para syeikh terkemuka:
ﻳﺎ ﺭﺏ ﺻـﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺻﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
“Yaa Rabbi shollii ‘alaa Muhammad, Yaa Rabbi shollii ‘alaihi wasallim.”
Kalimat shalawat diatas biasanya dibaca malam sebelum Maulid Nabi Muhammad SAW. Bacaan diatas menjadi bacaan pertama yang diharuskan dibaca dalam empat kitab rawi, yaitu kitab Maulid Barjanji, Maulid Diba, Maulid Adhiyaul Laami, serta Maulid Simthud Duror.