Seleksi Bintara TNI adalah proses seleksi untuk memilih calon prajurit yang akan mengikuti pendidikan bintara di TNI (Tentara Nasional Indonesia). Proses seleksi bintara TNI ini meliputi beberapa tahap dan tes yang dilakukan untuk menilai kemampuan dan kelayakan calon prajurit untuk mengikuti pendidikan bintara.

Tahap pertama dalam seleksi bintara TNI adalah pendaftaran dan verifikasi data calon prajurit. Calon prajurit diharuskan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh TNI, seperti usia minimal 17 tahun dan maksimal 22 tahun, tinggi badan minimal 160 cm untuk laki-laki dan 155 cm untuk perempuan, dan sebagainya. Setelah itu, calon prajurit akan mengikuti tes awal, yaitu tes kemampuan dasar (TKD) yang terdiri dari tes pengetahuan umum, tes bahasa Inggris, tes psikotes, dan tes fisik.

Setelah lolos tes awal, calon prajurit akan melanjutkan ke tahap tes lanjutan, yaitu tes kesamaptaan jasmani, tes kesehatan, tes wawancara, dan tes administrasi. Tes kesamaptaan jasmani meliputi tes lari, tes sit up, dan tes push up. Tes kesehatan meliputi tes kesehatan gigi, tes mata, tes pendengaran, dan tes kesehatan umum. Tes wawancara dilakukan untuk menilai kepribadian dan motivasi calon prajurit, sementara tes administrasi untuk memastikan bahwa semua dokumen calon prajurit lengkap dan valid.

Setelah semua tahap tes selesai, calon prajurit akan dinilai dan diseleksi berdasarkan hasil tes dan kelayakan mereka. Calon prajurit yang lolos seleksi bintara TNI akan mengikuti pendidikan bintara di lembaga pendidikan militer TNI, seperti Akademi Militer, Sekolah Tinggi Teknologi Militer, atau Sekolah Bintara. Setelah menyelesaikan pendidikan bintara, mereka akan menjadi prajurit TNI dengan pangkat Bintara.